بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ada seorang teman saya yang mempersoalkan perihal doanya kepada Allah."Mengapa doa saya tidak dikabulkan ? Padahal saya sudah shalat 5 waktu dengan tertib, Puasa Ramadhan, membayar zakat juga infaq shodaqoh, bahkan sering puasa senin kamis serta diselingi puasa Dawud. Shalat - shalat sunnah rawatib juga sudah saya kerjakan, bahkan tahajud, hajat, juga dhuha. Kurang bagaimana saya beribadah ? Dan apa yang membuat Tuhan enggan mengabulkan doa saya ?"... begitulah keluhan yang disampaikan teman saya, bahkan juga ada dari beberapa di antara kita yang pastinya juga berperasaan demikian.
Dimana perjuangan cita-cita belum tercapai, dengan usaha yang "pas-pasan" dan giatnya ibadah serta gencarnya doa kepada Allah, segala kegagalan ditemuinya, maka kebanyakan dari kita akan mengatakan hal itu sebagai "TIDAK DIKABULKAN DOA'NYA"
Peristiwa inilah yang saya sebut sebagai "KRISIS SPIRITUALITAS". Sebuah keadaan dimana manusia tidak lagi percaya (minimal selalu meragukan ) terhadap janji-janji Allah. Entah dimana yang salah ?
Sering kita melupakan sebuah aspek penting dalam beribadah kepada Allah. Aspek dari segi contoh para sahabat, tabiut tabi'in dalam mengarungi kehidupan dan menjalankan ibadah kepada Allah. Ternyata terdapat perbedaan signifikan antara ibadah kita dengan ibadah mereka orang-orang awal pertama terdahulu yang lebih dulu beriman kepada Allah dan Rasul Nya.
Di zaman ini Perbedaan tersebut ternyata menghantarkan kita dan mereka pada sikap mental yang berbeda pula dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah. Jika zaman sekarang, maka krisis spiritualitas kita akan menjadikan kita meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada Allah, maka akan cenderung menghantarkan kita menuju kepada rusaknya aqidah.
Saya memahami bahwa rusaknya aqidah adalah sebagai suatu keadaan timbal balik antara RabbNya dengan hamba.
Tetapi dalam keadaan puncak rusaknya aqidah saya itulah , maka Allah pun membuka mata hati saya.
Seiring dengan bisikan hati yang terus mengatakan "TIDAK MUNGKIN.." tersebut, saya teringat akan kata-kata guru agama saya di sekolah saya, pesan-pesan taqwa dari khatib-khatib Jumat di masjid / musholla. Mereka senantiasa mengatakan kepada kita bahwa Allah adalah MAHA RAHMAAN, AR-Rahiim, Al Jabar, Al Ghaniiyu. Kata-kata guru agama dan para khatib jumat tersebutlah yang semakin menguatkan kepada bisikan hati kecil saya tersebut. Berikut adalah ayat-ayat yang sering disampaikan kepada kita :
[3:102] O you who believe! be careful of (your duty to) Allah with the care which is due to Him, and do not die unless you are Muslims.
[4:131] And whatever is in the heavens and whatever is in the earth is Allah's and certainly We enjoined those who were given the Book before you and (We enjoin) you too that you should be careful of (your duty to) Allah; and if you disbelieve, then surely whatever is in the heavens and whatever is in the earth is Allah's and Allah is Self-sufficient, Praise-worthy.
Lama-kelamaan , bisikan hati kecil saya tersebut masuk dalam wilayah perenungan kesadaran. Dan dalam perenungan itu, akhirnya bisikan hati kecil mengkristal menjadi sebuah "munajat pribadi" kepada Allah. "Munajat pribadi" tersebut berupa permintaan khusus saya kepada Allah yang isinya kurang lebih sebagai berikut :
"Ya Allah, jika shalat, puasa, dan zakat hamba ini tidak ENGKAU terima, maka tunjukkanlah jalan bagaimana supaya shalat, puasa dan zakat saya ENGKAU terima...!
Ya Allah, jika semua amal ibadah hamba ini tidak Engkau terima, maka tunjukkanlah jalan kepada Ku, bagaimana amal ibadah ini bisa Engkau Terima...!
Ya Allah, jika doa-doa hamba ini tidak Engkau dengarkan, maka tunjukkanlah jalan bagaimana supaya doa-doa hamba ini bisa Engkau kabulkan...!
Tetapi Ya Allah, jika Engkau telah berkenan mendengar dan mengabulkan doa-doaku maka berilah tanda-tanda bahwa Engkau akan menerima amal ibadahku serta berikan pula tanda-tanda bahwa Engkau akan mengabulkan doa-doaku!"
AMIN..."
Doa tersebut saya ucapkan tanpa rasa takut seraya berserah diri sepenuhnya dengan prinsip :
Dan ALHAMDULILLAH, ALLAHU AKBAR...TERNYATA ALLAH MEMANG MAHA PENGABUL DOA....
Semua doa saya pun pelan-pelan berproses menjadi kenyataan dan timbul tenggelam bagaikan air laut, maka iman mewujudkan sikap mental saya lebih bersikap pasrah dan tunduk atas semua ketentuan dari ALLAH...
Ya, saya menjadi yakin.. di saat kita krisis iman dan spiritualitas kita kendur, maka Allah justru akan menguatkan semua keber-PASRAH-an diri kita kepada ALLAH...BEGITULAH KEADAAN SAYA SAAT ITU...dan semoga selamanya tetap begitu..amin
Subhanallah..walhamdulillah Allahu Akbar...
Wallahu'alam bishawab
Ketidakpercayaan itu bukan tanpa sebab dan tanpa alasan. Sebab dan alasannya sangat jelas, bahwa ia telah melaksanakan ibadah sebagaimana perintahNya (menurut penilaiannya) tetapi mengapa Allah belum juga mengabulkan apa yang ia minta ? Alasan inilah yang sering membuat orang putus asa dan meninggalkan ibadahnya seperti shalat, puasa, infaq, zakat dll. Ibadah dengan segala aspeknya tidak membawa pengaruh terhadap keberhasilan manusia dalam menggapai cita-citanya. Itulah ungkapan hatinya ketika saya terakhir berjumpa dengannya. Semoga ia mendapatkan petunjuk dari Allah. Amin.
banyak orang beribadah kepada Allah dengan tujuan agar dikabulkan semua doa-doanya dan permintaan mereka , maka para generasi Asabiqunnal awwalun (lebih dulu beriman) karena kecintaan pada Allah dan Rasulullah , takut akan azab an-naar, menginginkan kehidupan kekal di jannah serta kebahagiaan dunia dan akhirat.
Artinya, rusaknya aqidah itu adalah jika saya sebagai hambaNya dan telah memenuhi perintah dan menjauhi laranganNya, oleh karena itulah maka DIA juga harus memenuhi segala permintaan yang telah saya panjatkan melalui doa-doa saya kepada-Nya. Begitulah rusaknya aqidah yang saya dan kita alami. Seolah-olah jika Allah memerintah saya untuk beribadah sama artinya saya memiliki hak untuk memerintahkan ALLAH memenuhi segala permintaan saya.
Seakan-akan malaikat membisikkan suatu kalimat indah pada telinga hati saya, "TIDAK MUNGKIN RABBMU akan INGKAR JANJI" ..TIDAK MUNGKIN dia KIKIR, TIDAK MUNGKIN PULA DIA TIDAK TAHU AKAN HAMBA-HAMBANYA YANG SEDANG SUSAH KESULITAN"... PASTI ...TIDAK MUNGKIN ALLAH AKAN BERBUAT BURUK PADA HAMBANYA"
[4:131] Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
"HIDUP YA KARENA ALLAH, MATI PUN KARENA ALLAH"
"BUAT APA HIDUP JIKA AMALKU TIDAK ENGKAU TERIMA DAN DOAKU TIDAK ENGKAU KABULKAN SERTA BUAT APA MATI JIKA AKU BELUM BERSERAH DIRI SEPERTI INI"....itulah kata hatiku setiap mengucapkan doa tersebut diatas.
Berita Terkait :
- Pacaran
- Nasehat perkawinan
- Kunci kebahagiaan di dunia
- Tempayan retak
- Kesombongan dan keangkuhan manusia
- Kenapa Allah swt merahasiakan mati
- Nikmati proses
- Setelah ramadhan apa yang kita lakukan
- Cek dan servis tauhid anda di bengkel
- Enam hari puasa syawal dan keutamaanya
- Menghiasi hati dengan menangis
- Tanda tanda kiamat
- Hidup sesudah mati
- Catatan kecil
- Jangan sia siakan benih cinta yang
- Mengubah krisis spiritual menjadi
- Allah memanggil kita 3 kali saja seumur
- Tidak ada cahaya pada hari akhir untuk
0 komentar:
Post a Comment